Di era digital ini, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi alat penting dalam berbagai disiplin ilmu. Bagi peneliti akademis, AI menawarkan kecepatan dan efisiensi dalam menemukan sumber informasi yang relevan, menyusun tinjauan pustaka, hingga membantu analisis data. Meski begitu, penggunaan AI menimbulkan kekhawatiran terkait keterampilan berpikir kritis dan hak kekayaan intelektual (HKI). Artikel ini akan membahas manfaat dan rekomendasi penggunaan tools AI terbaik untuk riset akademis, serta beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan agar AI digunakan secara bijak.
Daftar Isi
Manfaat Utama Menggunakan Tools AI dalam Penelitian
AI memiliki kemampuan untuk mencari informasi dalam jumlah besar, mengurangi beban kerja peneliti, dan menghasilkan hasil yang lebih terarah. Berdasarkan survei terbaru oleh Oxford University Press terhadap 2.000 peneliti lintas disiplin, 2 dari 3 peneliti merasakan manfaat dari penggunaan AI. Namun, mayoritas masih merasa skeptis terhadap perusahaan AI dan dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menggunakan tools ini dengan benar agar dapat mendukung kualitas riset tanpa mengorbankan integritas akademis.
10 Tools AI Terbaik untuk Membantu Penelitian
Berikut adalah beberapa tools AI terbaik yang bisa digunakan dalam riset akademis dan literatur ilmiah:
1. Elicit
Elicit menggunakan model bahasa besar (Large Language Models/LLM) untuk menemukan penelitian yang relevan. Alat ini mampu menelusuri makalah dan kutipan terkait, lalu menyintesis informasi yang sesuai dengan kebutuhan riset. Cocok untuk mereka yang mencari efisiensi dalam menemukan data awal.
2. Perplexity
Sebagai mesin pencari berbasis LLM, Perplexity memberikan jawaban berbentuk ringkasan dari berbagai sumber dengan kutipan terkait. Alat ini membantu peneliti mendapatkan gambaran umum tentang topik dengan cepat. Gunakan Perplexity untuk menemukan jawaban singkat namun kaya informasi.
3. Consensus
Mirip dengan Elicit, Consensus menggunakan AI untuk menemukan jawaban spesifik dari berbagai literatur ilmiah. Konsensus ini terutama berguna untuk peneliti yang ingin memahami klaim utama dari penulis asli dan mengidentifikasi pola temuan yang berulang.
4. Semantic Scholar
Alat ini menawarkan ringkasan singkat tentang tujuan dan hasil utama dari penelitian ilmiah yang tersedia di basis data. Semantic Scholar juga membantu peneliti menemukan karya yang mungkin terlewatkan dalam pencarian biasa.
5. Research Rabbit
Research Rabbit adalah alat pemetaan yang berfokus pada hubungan antarkarya melalui kutipan. Dengan visualisasi hubungan antar artikel dan penelitian, alat ini mempermudah peneliti untuk menemukan literatur serupa dan mengidentifikasi jaringan peneliti di bidang tertentu.
6. Scite
Scite menyediakan analisis kutipan cerdas, yang menunjukkan bagaimana suatu karya ilmiah dikutip dalam konteks positif, negatif, atau netral. Fitur ini sangat berguna bagi peneliti yang ingin melihat dampak sebuah artikel dalam bidang ilmunya.
7. Zotero
Zotero lebih dari sekadar alat manajemen referensi. Ia dilengkapi dengan fitur tambahan berbasis AI yang dapat membantu peneliti mengelola literatur dengan lebih mudah dan menelusuri perkembangan topik riset terkini.
8. Scholarcy
Scholarcy adalah alat yang menyederhanakan tinjauan pustaka dengan merangkum artikel panjang dalam beberapa paragraf utama. Sangat bermanfaat bagi peneliti yang perlu memahami topik secara cepat sebelum mendalami lebih lanjut.
9. EndNote
EndNote menawarkan berbagai fitur seperti pengelolaan referensi dan literatur yang didukung AI. Cocok untuk mereka yang membutuhkan cara terstruktur dalam menyimpan dan mengatur bahan penelitian.
10. Paperpile
Paperpile adalah alat manajemen referensi yang efisien dan terintegrasi dengan Google Scholar. Alat ini dapat membantu dalam mengumpulkan literatur terkait dan menghasilkan daftar pustaka secara otomatis.