Mengapa beberapa jurnal ilmiah bisa dihentikan indeksasinya oleh Scopus? Bagaimana hal ini mempengaruhi kualitas dan reputasi publikasi ilmiah? Artikel ini akan membahas secara rinci tentang jurnal “discontinued” versi Scopus, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini, serta dampaknya bagi komunitas akademik dan peneliti.
Daftar Isi
- 1 Apa Itu Jurnal “Discontinued”?
- 2 Faktor Penilaian Scopus
- 3 Metrics: Kinerja Jurnal
- 4 Publication Concerns: Masalah Standar
- 5 Radar: Analisis Perilaku Jurnal
- 6 Continuous Curation: Kurasi Berkelanjutan
- 7 Dampak Jurnal Discontinued
- 8 Kategori Jurnal Berdasarkan Scopus
- 9 Strategi untuk Meningkatkan Kualitas Jurnal
- 10 Sejarah dan Perkembangan Indeksasi Jurnal Ilmiah
- 11 Jenis-Jenis Indeksasi Jurnal Ilmiah
- 12 Metode Indeksasi Scopus
- 13 Pentingnya Indeksasi Jurnal Ilmiah
- 14 Tantangan dalam Indeksasi Jurnal
- 15 Peran Lembaga Indeksasi Nasional
- 16 Perbandingan Scopus dengan Lembaga Indeksasi Lainnya
- 17 Studi Kasus: Jurnal yang Dihentikan Indeksasinya oleh Scopus
- 18 Masa Depan Indeksasi Jurnal Ilmiah
- 19 Kesimpulan
- 20 FAQs
Apa Itu Jurnal “Discontinued”?
Pengertian Jurnal Discontinued
Jurnal “discontinued” adalah publikasi ilmiah yang sebelumnya terindeks oleh Scopus tetapi kemudian dihentikan indeksasinya. Keputusan ini biasanya diambil oleh Dewan Penasihat dan Seleksi Konten Scopus (CSAB) berdasarkan berbagai kriteria penilaian.
Faktor Penilaian Scopus
Kriteria Evaluasi Empat kriteria utama yang digunakan oleh Scopus dalam mengevaluasi jurnal untuk menentukan apakah akan dilanjutkan atau dihentikan indeksasinya meliputi:
- Metrics: Kinerja jurnal yang meliputi jumlah sitasi dan self-citation.
- Publication Concerns: Masalah terkait standar internal penerbitan.
- Radar: Analisis perilaku jurnal yang mencurigakan.
- Continuous Curation: Proses kurasi konten yang berkelanjutan.
Metrics: Kinerja Jurnal
Penjelasan Metrics Metrics merujuk pada indikator kinerja seperti jumlah sitasi dan self-citation. Jurnal dengan performa rendah dalam aspek ini mungkin akan dihentikan indeksasinya. Jurnal yang dinilai tidak memenuhi kriteria metrik diberi waktu dua tahun untuk meningkatkan performanya.
Publication Concerns: Masalah Standar
Masalah Internal Penerbitan Aspek ini mencakup masalah kebijakan penerbitan, peer-reviewer, keberagaman penulis, dan keberkalaan. Jurnal yang menunjukkan masalah dalam standar internal ini dievaluasi ulang selama setahun oleh CSAB untuk memastikan perbaikan telah dilakukan.
Radar: Analisis Perilaku Jurnal
Algoritma Analisis Data Radar adalah sistem analisis data yang diciptakan oleh ilmuwan data Elsevier untuk mendeteksi perilaku aneh pada jurnal yang terindeks. Aspek yang dianalisis termasuk lonjakan artikel yang diterbitkan secara tiba-tiba dan keragaman geografis penulis.
Continuous Curation: Kurasi Berkelanjutan
Proses Kurasi Proses kurasi berkelanjutan dilakukan oleh Scopus untuk memastikan kualitas jurnal yang terindeks. Jurnal yang tidak memenuhi kriteria akan dinyatakan “discontinued” dan akan dievaluasi kembali setelah lima tahun.
Dampak Jurnal Discontinued
Pengaruh pada Peneliti dan Akademisi Keputusan untuk menghentikan indeksasi jurnal memiliki dampak signifikan bagi peneliti dan akademisi. Publikasi di jurnal yang dihentikan indeksasinya dapat mengurangi reputasi peneliti dan mempengaruhi penilaian kinerja akademis mereka.
Kategori Jurnal Berdasarkan Scopus
Klasifikasi Jurnal oleh Scopus Scopus mengklasifikasikan jurnal ke dalam beberapa kategori berdasarkan reputasi dan indeksasi. Hanya jurnal dengan indeksasi yang memenuhi standar tertentu yang dapat masuk dalam kategori jurnal bereputasi.
Strategi untuk Meningkatkan Kualitas Jurnal
Langkah-langkah Perbaikan Penerbit jurnal yang telah dihentikan indeksasinya dapat mengambil langkah-langkah perbaikan seperti meningkatkan proses peer-review, memperbaiki kebijakan penerbitan, dan memastikan keragaman penulis serta reviewer.
Sejarah dan Perkembangan Indeksasi Jurnal Ilmiah
Pengantar Sejarah Indeksasi Indeksasi jurnal ilmiah telah berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan akan penilaian yang lebih akurat terhadap kualitas publikasi ilmiah. Indeksasi membantu dalam menilai dampak dan reputasi jurnal serta memudahkan peneliti untuk menemukan sumber-sumber yang relevan.
Jenis-Jenis Indeksasi Jurnal Ilmiah
Indeksasi Nasional dan Internasional Indeksasi jurnal dapat dibagi menjadi dua kategori utama: nasional dan internasional. Indeksasi nasional biasanya dilakukan oleh lembaga pemerintah atau institusi pendidikan, sementara indeksasi internasional dilakukan oleh organisasi global seperti Scopus dan Web of Science.
Metode Indeksasi Scopus
Proses Seleksi Jurnal Proses seleksi jurnal oleh Scopus melibatkan penilaian menyeluruh dari berbagai aspek seperti kualitas artikel, proses peer-review, dan reputasi penerbit. Jurnal yang lolos seleksi akan diindeks dan dimonitor secara berkelanjutan untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga.
Pentingnya Indeksasi Jurnal Ilmiah
Manfaat bagi Peneliti Indeksasi jurnal memberikan berbagai manfaat bagi peneliti, termasuk meningkatkan visibilitas karya ilmiah mereka, memudahkan kolaborasi antarpeneliti, dan membantu dalam penilaian kinerja akademik.
Tantangan dalam Indeksasi Jurnal
Masalah yang Dihadapi Meskipun indeksasi jurnal sangat bermanfaat, ada beberapa tantangan yang dihadapi, seperti masalah integritas dalam proses peer-review dan adanya jurnal predator yang merusak reputasi publikasi ilmiah.
Peran Lembaga Indeksasi Nasional
Contoh Lembaga Indeksasi Di Indonesia, lembaga seperti SINTA (Science and Technology Index) memainkan peran penting dalam indeksasi jurnal nasional. SINTA membantu dalam memetakan kualitas jurnal lokal dan memberikan panduan bagi peneliti dalam memilih jurnal yang tepat untuk publikasi.
Perbandingan Scopus dengan Lembaga Indeksasi Lainnya
Kelebihan dan Kekurangan Scopus memiliki kelebihan dalam hal cakupan global dan metode evaluasi yang ketat. Namun, lembaga indeksasi lain seperti Web of Science dan DOAJ juga memiliki keunggulan tersendiri dalam memberikan nilai tambah bagi komunitas ilmiah.
Studi Kasus: Jurnal yang Dihentikan Indeksasinya oleh Scopus
Analisis Kasus Nyata Studi kasus jurnal yang dihentikan indeksasinya oleh Scopus memberikan gambaran nyata tentang alasan di balik keputusan tersebut dan langkah-langkah yang diambil oleh penerbit untuk memperbaiki kualitas jurnal mereka.
Masa Depan Indeksasi Jurnal Ilmiah
Tren dan Inovasi Masa depan indeksasi jurnal ilmiah akan dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, peningkatan transparansi dalam proses penilaian, dan adopsi praktik terbaik dalam publikasi ilmiah.
Kesimpulan
Ringkasan Utama Indeksasi jurnal ilmiah adalah proses penting yang membantu dalam menjaga kualitas dan integritas publikasi ilmiah. Memahami seluk-beluk indeksasi dan tantangannya dapat membantu peneliti dan penerbit dalam meningkatkan kualitas karya ilmiah mereka.
FAQs
Apa itu jurnal “discontinued” oleh Scopus?
Jurnal “discontinued” adalah jurnal yang telah dihentikan indeksasinya oleh Scopus karena tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Mengapa jurnal bisa dihentikan indeksasinya oleh Scopus?
Jurnal bisa dihentikan indeksasinya oleh Scopus karena masalah kinerja, standar penerbitan, perilaku aneh dalam publikasi, dan hasil kurasi berkelanjutan.
Bagaimana cara meningkatkan kualitas jurnal agar tidak dihentikan indeksasinya?
Penerbit jurnal dapat meningkatkan kualitas jurnal dengan memperbaiki proses peer-review, meningkatkan kebijakan penerbitan, dan memastikan keragaman penulis serta reviewer.
Apa manfaat indeksasi jurnal bagi peneliti?
Indeksasi jurnal membantu meningkatkan visibilitas karya ilmiah, memudahkan kolaborasi antarpeneliti, dan membantu dalam penilaian kinerja akademik.
Apa itu SINTA dan bagaimana perannya dalam indeksasi jurnal di Indonesia?
SINTA adalah sistem indeksasi yang dikembangkan oleh Kemdikbudristek untuk memetakan kualitas jurnal nasional dan memberikan panduan bagi peneliti dalam memilih jurnal yang tepat untuk publikasi.
Bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi masa depan indeksasi jurnal ilmiah?
Perkembangan teknologi mempengaruhi masa depan indeksasi jurnal ilmiah dengan meningkatkan transparansi dalam proses penilaian dan adopsi praktik terbaik dalam publikasi ilmiah.