Pemangkasan Anggaran Riset

Anggaran Riset Dipangkas: Penelitian Harus Lebih Strategis dan Berdampak

Kondisi Anggaran Riset di Indonesia

Pemangkasan anggaran riset di Indonesia menjadi tantangan serius bagi dunia penelitian dan inovasi di tanah air. Keputusan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran berdampak langsung pada jumlah dana yang dialokasikan bagi penelitian, sehingga para peneliti harus lebih selektif dalam menentukan topik penelitian yang akan dilakukan.

Dalam kondisi seperti ini, fokus penelitian yang bersifat strategis dan prioritas menjadi sangat penting agar dana yang terbatas dapat digunakan secara optimal. Sastia Prama Putri, seorang peneliti perempuan diaspora Indonesia yang saat ini berkarier di Jepang, menekankan perlunya pemilihan topik riset yang relevan dan memiliki dampak nyata bagi Indonesia.

Mengapa Topik Penelitian Perlu Dipilih Secara Strategis?

Pemotongan anggaran riset membuat dunia akademik dan penelitian di Indonesia harus mengambil langkah-langkah strategis agar inovasi tetap berjalan. Sastia menyarankan bahwa pemilihan topik penelitian yang benar-benar dibutuhkan oleh Indonesia menjadi kunci utama dalam menghadapi keterbatasan dana riset.

Menurutnya, pemerintah dan peneliti harus fokus pada 1-2 topik penelitian utama yang dapat dikaji dari berbagai disiplin ilmu. Pendekatan lintas disiplin ini dapat memberikan solusi yang lebih komprehensif dalam mengatasi permasalahan nasional dan sekaligus memperkuat posisi Indonesia di kancah riset global.

Sebagai contoh, pemanfaatan keanekaragaman hayati Indonesia bisa menjadi salah satu topik utama yang patut mendapatkan perhatian. Indonesia merupakan salah satu negara dengan biodiversitas terbesar di dunia, namun sumber daya ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk penelitian yang menghasilkan inovasi berkelanjutan. Jika riset diarahkan ke bidang ini, Indonesia dapat memiliki keunggulan kompetitif yang sulit ditandingi oleh negara lain.

Tantangan Peneliti Indonesia dalam Advanced Science

Dengan keterbatasan anggaran, para peneliti Indonesia menghadapi kesulitan dalam bersaing di bidang ilmu pengetahuan tingkat lanjut (advanced science). Penelitian di bidang ini membutuhkan investasi yang besar, baik dalam bentuk fasilitas laboratorium, teknologi mutakhir, maupun sumber daya manusia yang terlatih.

Sastia menekankan bahwa Indonesia sebaiknya lebih memprioritaskan bidang penelitian yang sesuai dengan kondisi dan kekuatan yang dimiliki. Misalnya, riset yang memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk mengatasi permasalahan nasional maupun global akan lebih realistis dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Dengan demikian, penelitian yang dilakukan tidak hanya menjadi sebuah proyek akademik semata, tetapi juga dapat menghasilkan solusi konkret bagi tantangan pembangunan, lingkungan, dan kesehatan di Indonesia. Selain itu, mengarahkan penelitian ke bidang-bidang tertentu juga dapat meningkatkan jumlah spesialis dan ahli yang fokus pada bidang prioritas tersebut, daripada sekadar menghasilkan lebih banyak generalis.

Pendidikan dan Kesehatan Sebagai Sektor Fundamental

Dalam pandangannya, Sastia juga menyoroti bahwa pendidikan dan kesehatan adalah dua sektor yang sangat fundamental bagi perkembangan suatu negara. Investasi dalam riset pendidikan dan kesehatan akan memberikan manfaat jangka panjang yang signifikan, terutama dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan daya saing bangsa.

Misalnya, penelitian tentang efektivitas metode pembelajaran di era digital dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Begitu juga dengan riset di bidang kesehatan yang berfokus pada penyakit tropis, gizi, dan kesehatan ibu dan anak yang menjadi permasalahan utama di Indonesia.

Baca Juga: Mengkritisi Skema Baru Tunjangan Kinerja Dosen: Keadilan atau Ketimpangan?

Dampak Pemotongan Anggaran Terhadap Riset di Perguruan Tinggi

Pemangkasan anggaran riset yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) juga berdampak langsung pada perguruan tinggi. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, anggaran dana riset seharusnya mencapai 30% dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Namun, kenyataannya, jumlah dana yang dialokasikan untuk riset masih jauh dari angka tersebut.

Menurut Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman, jumlah proposal penelitian yang masuk ke kementerian pada tahun 2024 sangat tinggi, namun hanya 7% dari total proposal yang dapat didanai. Hal ini menunjukkan bahwa keterbatasan anggaran sangat membatasi ruang gerak para peneliti di Indonesia.

Dengan total dana riset yang hanya sekitar Rp1,2 triliun dari total anggaran kementerian sebesar Rp57 triliun, sulit bagi Indonesia untuk menghasilkan inovasi yang kompetitif di tingkat global. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih baik dalam mengalokasikan dana riset agar hasilnya lebih maksimal.

Mencari Alternatif Pendanaan untuk Riset

Selain mengandalkan dana dari pemerintah, para peneliti di Indonesia juga perlu mulai menjajaki alternatif pendanaan lain untuk mendukung riset mereka. Beberapa alternatif pendanaan yang bisa dieksplorasi antara lain:

  1. Kerja Sama dengan Industri Banyak perusahaan yang memiliki kepentingan dalam riset dan inovasi. Kolaborasi antara akademisi dan industri dapat membantu pembiayaan penelitian sekaligus menghasilkan produk atau solusi yang dapat langsung diterapkan di dunia usaha.
  2. Pendanaan dari Lembaga Internasional Lembaga seperti UNESCO, World Bank, dan berbagai organisasi internasional lainnya sering kali menawarkan hibah dan pendanaan bagi riset yang memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas.
  3. Crowdfunding untuk Riset Model pendanaan berbasis crowdfunding juga bisa menjadi pilihan bagi peneliti untuk mengumpulkan dana dari masyarakat luas, terutama jika penelitian yang dilakukan memiliki manfaat langsung bagi masyarakat.
  4. Dana Hibah dari Pemerintah Daerah Beberapa pemerintah daerah memiliki program pendanaan untuk riset yang berkaitan dengan pembangunan daerah. Ini bisa menjadi peluang bagi peneliti yang ingin melakukan studi yang berfokus pada permasalahan di tingkat lokal.

Kesimpulan

Pemangkasan anggaran riset di Indonesia memaksa para peneliti untuk lebih selektif dalam memilih topik penelitian yang strategis dan memiliki dampak nyata. Fokus pada topik prioritas yang bisa dikaji dari berbagai disiplin ilmu menjadi solusi untuk memastikan bahwa riset tetap memberikan kontribusi bagi pembangunan dan inovasi nasional.

Pendidikan dan kesehatan menjadi dua sektor yang tidak boleh diabaikan dalam riset, karena memiliki dampak jangka panjang bagi masyarakat dan daya saing bangsa. Selain itu, mencari alternatif pendanaan di luar dana pemerintah juga menjadi langkah yang perlu dipertimbangkan untuk memastikan keberlanjutan penelitian di Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top