Publikasi jurnal internasional

Empat Strategi Tembus Publikasi Jurnal Internasional

Menembus jurnal internasional bereputasi bukanlah perkara mudah. Prosesnya memerlukan perencanaan matang, pemahaman yang mendalam tentang topik yang dibahas, serta pengetahuan teknis seputar tata cara penulisan ilmiah. Bagi banyak peneliti, khususnya di bidang hukum, publikasi di jurnal bereputasi memiliki dua fungsi penting: sebagai bukti pencapaian akademik sekaligus sebagai media untuk berbagi temuan penelitian kepada khalayak internasional. Namun, tidak sedikit penulis yang menemui berbagai hambatan, mulai dari kesulitan merumuskan ide, keterbatasan literatur pendukung, hingga kendala bahasa.

Dalam sebuah diskusi akademik bertajuk Coaching Clinic Bimbingan Penulisan Jurnal Internasional yang diselenggarakan Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga melalui Zoom pada Senin (4/11/2024) lalu, Saru Arifin, Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (FH Unnes), memaparkan sejumlah poin penting yang perlu diperhatikan agar artikel ilmiah dapat lolos seleksi ketat jurnal internasional bereputasi. Berdasarkan pengalamannya sebagai penulis dan reviewer di berbagai jurnal internasional, ada empat poin utama yang kerap menjadi kendala penulis, khususnya dari Indonesia. Keempat poin itu adalah: (1) Formulasi Ide di Judul dan Fokus pada Aspek Akademis, (2) Keterhubungan dengan Literatur yang Ada, (3) Kredibilitas dan Fokus Tulisan, serta (4) Kendala Bahasa.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif keempat poin tersebut, sekaligus menawarkan strategi khusus untuk meningkatkan peluang agar karya ilmiah Anda diterima di jurnal internasional ternama. Tidak hanya sekadar mengulang paparan dari diskusi akademik, tetapi juga akan memperkaya pemahaman Anda melalui beberapa tips praktis dan taktik penulisan.

1. Formulasi Ide di Judul dan Fokus pada Aspek Akademis

Banyak penulis merasa bahwa menuliskan detail teknis, terutama bagi mereka yang bekerja di ranah hukum, adalah kunci keberhasilan untuk membuktikan kedalaman analisis. Misalnya, menguraikan pasal-pasal dan regulasi dalam jumlah banyak, atau menambahkan studi kasus yang rinci. Namun, menurut Saru Arifin, jurnal internasional lebih menitikberatkan pada novelty atau kebaruan temuan akademik. Oleh karena itu, menekankan aspek teknis saja tidak cukup untuk menarik minat reviewer jurnal.

  1. Fokus Jangka Panjang
    Tulisan akademis yang baik harus relevan dalam jangka panjang. Hindari judul dan pembahasan yang sangat terikat pada isu sesaat atau konteks yang cepat kadaluarsa. Jika ingin menyoroti kasus tertentu, pastikan Anda mengaitkannya dengan teori-teori atau konsep akademik yang lebih luas. Dengan cara ini, artikel tidak lekas usang dan dapat terus dirujuk oleh peneliti lain di masa mendatang.
  2. Memilih Judul yang Ringkas dan Jelas
    Judul adalah ‘pintu gerbang’ pertama yang akan dilihat oleh pembaca, termasuk para reviewer jurnal. Judul yang tepat sebaiknya ringkas, fokus, dan menarik, menggambarkan inti masalah tanpa terlalu panjang. Usahakan untuk memuat kata kunci (misalnya “human rights”, “legal analysis”, “comparative study”, atau lainnya sesuai bidang studi Anda) agar mempermudah proses indeksasi di basis data penelitian internasional.
  3. Menentukan Aspek Akademik yang Ingin Ditonjolkan
    Sebelum mulai menulis, identifikasilah aspek akademik mana yang ingin Anda sumbangkan. Misalnya, apakah Anda ingin menawarkan teori baru? Menyempurnakan metode penelitian tertentu? Atau memberikan studi kasus yang unik dan langka? Jika tulisan Anda dirancang untuk memberi sumbangsih yang jelas, reviewer pun akan lebih mudah memahami nilai tambah yang Anda bawa.
  4. Merumuskan Rumusan Masalah Secara Tegas
    Sertakan ‘research question’ atau pertanyaan penelitian yang jelas dan tegas. Rumusan masalah inilah yang akan menjadi benang merah artikel. Buatlah argumen utama yang berorientasi pada pemecahan masalah akademik, sehingga publikasi Anda nantinya dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Keterhubungan dengan Literatur yang Ada

Selain memiliki ide yang kuat, memastikan penelitian Anda relevan dan terkoneksi dengan kajian ilmiah yang sudah ada juga menjadi elemen kunci. Literature review bukan sekadar ringkasan hasil penelitian terdahulu, melainkan upaya untuk memosisikan tulisan Anda dalam peta keilmuan secara global.

  1. Menelusuri State of The Art
    Sebelum memulai penulisan, lakukan penelusuran menyeluruh atas artikel-artikel terbaru di bidang Anda. Tandai kesenjangan penelitian (research gap) yang mungkin belum terjawab. Dengan demikian, Anda bisa menempatkan diri untuk mengisi kekosongan pengetahuan tersebut dan meyakinkan reviewer bahwa artikel Anda memberikan sesuatu yang benar-benar baru.
  2. Mengaitkan Hasil Penelitian Terdahulu
    Jangan ragu untuk mengutip hasil penelitian sebelumnya dan menjadikannya pijakan teoritis. Pertanyaan yang sering diajukan reviewer jurnal internasional adalah, “Bagaimana artikel ini berkontribusi atau menyempurnakan temuan yang sudah ada?” Semakin kuat relevansi Anda terhadap literatur terdahulu, semakin jelas pula alasan mengapa artikel Anda layak diterbitkan.
  3. Membuat Literature Map
    Guna menghindari kebingungan, Anda bisa membuat literature map atau peta literatur. Tempatkan berbagai kajian yang relevan dalam sebuah kerangka, lalu posisikan artikel Anda sebagai penyumbang ide di dalam kerangka tersebut. Cara ini akan membantu Anda tetap fokus pada isu yang benar-benar ingin dibahas.
  4. Menyeimbangkan Sumber Primer dan Sumber Sekunder
    Dalam bidang hukum dan ilmu sosial lainnya, penting untuk memadukan sumber primer (undang-undang, putusan pengadilan, dokumen resmi) dan sumber sekunder (jurnal, buku, laporan penelitian). Kredibilitas artikel Anda akan meningkat bila Anda mampu menyertakan beragam sumber yang berkualitas.

3. Kredibilitas dan Fokus Tulisan

Sering kali, penulis di Indonesia dipengaruhi oleh kuatnya tradisi lisan dan budaya bercerita yang kaya. Hal ini sesungguhnya bisa menjadi nilai tambah, asalkan diolah dengan terstruktur. Namun, berdasarkan pengamatan Saru Arifin, kebanyakan artikel yang kurang berhasil menembus jurnal internasional disebabkan pembahasannya terlalu melebar atau menampung terlalu banyak isu.

  1. Batasi Topik menjadi Satu Permasalahan Utama
    Setiap artikel ilmiah idealnya berfokus pada satu masalah inti. Mencoba memuat dua atau tiga masalah sekaligus justru membuat artikel sulit dipahami, sehingga mengurangi kekuatan argumen. Jika Anda memiliki beberapa isu yang sama pentingnya, pisahkan saja menjadi artikel-artikel yang berbeda.
  2. Gunakan Framework yang Konsisten
    Agar tulisan Anda lebih mudah ditelaah, rangkailah poin-poin penting ke dalam kerangka analisis yang konsisten dari awal hingga akhir. Contohnya, jika Anda memulai dengan analisis perbandingan (komparasi) antara dua negara, pastikan penutupan artikel juga memberikan kesimpulan yang menegaskan hasil perbandingan tersebut.
  3. Bangun Kredibilitas Melalui Data Empiris dan Argumentasi Logis
    Kredibilitas artikel ilmiah tidak hanya ditentukan oleh banyaknya sumber yang Anda cantumkan, tetapi juga oleh kekuatan logika dan relevansi data yang digunakan. Sajikan data empiris (jika relevan) serta analisis yang meyakinkan. Jangan sampai artikel terkesan hanya mengulang informasi dari berbagai sumber tanpa menambahkan penilaian kritis atau sintesis baru.
  4. Gunakan Gaya Penulisan Akademik yang Efektif
    Gaya penulisan akademik mengedepankan kejelasan, konsistensi, dan keobjektifan. Meskipun Anda perlu menonjolkan ide orisinal, jangan lupa menjaga tata bahasa yang baik, menata paragraf secara sistematis, dan memperhatikan kejelasan penalaran. Hal ini juga berdampak pada keterbacaan artikel oleh peneliti lain di berbagai belahan dunia.

Baca Juga: Olah Data Lebih Mudah dengan SmartPLS: Solusi Praktis untuk Penelitian

4. Kendala Bahasa

Penguasaan bahasa, khususnya bahasa Inggris, merupakan salah satu tantangan terbesar bagi penulis di Indonesia yang ingin menembus jurnal internasional. Banyak penulis yang menulis artikel dalam bahasa Indonesia lalu menerjemahkannya secara langsung. Proses ini tidak jarang menimbulkan ketidakakuratan terminologi atau bahkan mengaburkan makna aslinya.

  1. Menulis Langsung dalam Bahasa Inggris
    Jika kemampuan menulis bahasa Inggris Anda sudah memadai, cobalah untuk menulis langsung dalam bahasa internasional tersebut. Meskipun sulit pada awalnya, cara ini efektif menghindari kerancuan terminologi yang sering muncul saat menerjemahkan dari bahasa Indonesia.
  2. Konsultasi dengan Proofreader Profesional
    Apabila Anda masih merasa ragu dengan keterampilan berbahasa Inggris, pertimbangkan untuk menyewa proofreader profesional atau editor bahasa. Mereka dapat membantu memperbaiki tata bahasa, pilihan kata, hingga flow penulisan Anda. Hal ini sangat penting mengingat detail linguistik juga menjadi bahan penilaian yang krusial bagi reviewer jurnal.
  3. Memahami Gaya Seluruh Artikel
    Publikasi ilmiah di jurnal internasional biasanya punya gaya tertentu yang berbeda-beda. Ada jurnal yang lebih condong pada gaya bahasa teknis, ada pula yang lebih descriptive. Oleh karena itu, pahami author guidelines dengan saksama, termasuk gaya sitasi, struktur penulisan (IMRaD atau non-IMRaD), hingga penulisan kata asing.
  4. Membiasakan Diri Membaca dan Menulis Artikel Bahasa Inggris
    Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam konteks akademik adalah dengan rutin membaca artikel ilmiah dan mencoba menirukan gaya bahasanya. Teruslah latihan menulis paragraf, abstrak, atau bahkan kesimpulan dalam bahasa Inggris. Seiring waktu, Anda akan semakin terbiasa dan percaya diri.

Pentingnya Tahap Pra-Penulisan: Menangkap Ide dan Membuat Abstrak Singkat

Menurut Saru Arifin, ide bisa datang dari berbagai sumber—mulai dari berita sehari-hari, diskusi informal, hingga cuitan di media sosial. Masalahnya, ide-ide ini sering terlupakan jika tidak segera didokumentasikan. Salah satu trik sederhana namun efektif adalah dengan membuat draft abstrak singkat setiap kali Anda menemukan ide potensial.

  • Catat Ide Segera
    Gunakan buku catatan atau aplikasi note-taking di ponsel Anda untuk merekam gagasan. Tuliskan kata kunci utama, hipotesis, atau apa pun yang terlintas di pikiran. Semakin cepat Anda menangkap ide, semakin minim risiko ide itu menguap begitu saja.
  • Kembangkan Abstrak 150–200 Kata
    Setelah ide tercetus, segera kembangkan dalam bentuk abstrak singkat sepanjang 150–200 kata. Abstrak ini berfungsi sebagai kerangka awal: ia memuat topik, tujuan penelitian, metode, dan kemungkinan temuan utama. Abstrak semacam ini ibarat ‘alat pancing’ yang kelak bisa Anda kembangkan menjadi artikel utuh.
  • Verifikasi dan Hubungkan dengan Literatur
    Jika abstrak sudah Anda buat, langkah berikutnya adalah memverifikasi ide tersebut dengan literatur yang relevan. Baca beberapa artikel atau buku yang terkait dengan topik Anda. Jika setelah ditelusuri ternyata ide tersebut sudah dibahas secara komprehensif, Anda mungkin perlu menyesuaikan fokus. Sebaliknya, jika Anda menemukan celah, itu bisa menjadi poin unik yang akan menarik minat reviewer jurnal.

Menentukan Target Journal dan Memaksimalkan Dampak Publikasi

Satu hal lagi yang tidak boleh diabaikan adalah memilih jurnal yang sesuai dengan bidang dan pendekatan penelitian Anda. Setiap jurnal mempunyai scope dan focus tertentu. Bagi Anda yang meneliti seputar legislasi, misalnya, akan lebih tepat menargetkan jurnal yang memang membahas tata kelola pemerintah, kebijakan publik, atau legal studies.

  • Kenali Scope dan Focus Jurnal
    Hindari mengirim artikel ke jurnal yang tidak relevan. Membidik jurnal dengan scope yang tepat akan meningkatkan peluang artikel Anda untuk diterima.
  • Perhatikan Impact Factor dan Reputasi
    Jurnal bereputasi biasanya terindeks dalam basis data ternama seperti Scopus, Web of Science, atau DOAJ (Directory of Open Access Journals). Makin tinggi impact factor, makin ketat pula seleksinya. Jadi, pastikan artikel Anda sudah betul-betul siap sebelum dikirim ke jurnal yang punya reputasi besar.
  • Dampak Sosial yang Lebih Luas
    Selain pengakuan akademik, mempublikasikan artikel di jurnal yang spesifik (misalnya jurnal yang fokus pada isu hak asasi manusia, perubahan iklim, atau manajemen bencana) juga dapat memberikan dampak sosial yang signifikan. Penelitian Anda dapat menjadi rujukan bagi penentu kebijakan, organisasi masyarakat sipil, dan praktisi lapangan.

Rangkuman dan Penutup

Menembus jurnal internasional bereputasi adalah proses yang kompleks, tetapi bukan sesuatu yang mustahil. Empat poin utama—formulasi ide judul dan fokus akademis, keterhubungan dengan literatur, kredibilitas dan fokus tulisan, serta penguasaan bahasa—harus dijadikan pijakan dalam setiap tahapan penulisan artikel ilmiah. Mulailah dengan menulis abstrak singkat, pastikan Anda memahami peta literatur dan metode analisis yang akan digunakan, dan jangan lupa untuk menjaga ketepatan dan kejelasan bahasa.

Seperti yang disampaikan oleh Saru Arifin, keberhasilan menembus jurnal internasional tidak hanya meningkatkan reputasi akademik Anda, tetapi juga memperkaya khazanah keilmuan global. Jika Anda konsisten menjalankan setiap langkah dengan benar, peluang untuk melihat nama Anda tercetak di jurnal bereputasi semakin besar. Dan jangan lupa—ide orisinal serta kontribusi nyata pada bidang keilmuan selalu menjadi daya tarik terbesar bagi para reviewer jurnal di seluruh dunia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top