Apakah judi online hanya sekadar hiburan? Bagi banyak remaja, aktivitas ini ternyata memiliki dampak buruk yang tak terduga. Menurut data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sebanyak 197.000 anak Indonesia di usia 11-19 tahun telah terlibat dalam judi online sepanjang 2024. Psikolog Irma Gustiana menjelaskan betapa kompleksnya masalah ini, yang melibatkan kesehatan mental, hubungan sosial, hingga risiko kriminalitas. Artikel ini menguraikan lebih lanjut tentang dampak judi online pada remaja serta langkah-langkah pencegahannya.
Daftar Isi
Dampak Judi Online pada Remaja
1. Gangguan Kesehatan Mental
Psikolog Irma Gustiana menyoroti bahwa judi online menciptakan ketergantungan yang serius pada remaja. Aktivitas ini memicu pelepasan hormon dopamin, yang memberikan sensasi bahagia sementara. Namun, efek ini cepat memudar, mendorong remaja untuk berjudi lagi demi mengulang sensasi tersebut. Fenomena ini dikenal sebagai gambler’s fallacy, yaitu keyakinan keliru bahwa kemenangan akan datang setelah beberapa kekalahan.
Ketergantungan ini berisiko memunculkan kecemasan dan stres jika mereka tidak berjudi. Siklus menang-kalah ini tidak hanya melelahkan secara emosional tetapi juga berbahaya bagi perkembangan mental.
2. Tekanan Finansial
Ketagihan judi sering kali membuat remaja terobsesi untuk mencari uang demi melanjutkan kebiasaan tersebut. Irma memberikan contoh dari film Kemenangan Sejati, di mana tokoh Gio mengalami stres berat karena berusaha menutup kerugian dengan terus berjudi. Hal ini memicu tekanan finansial yang tidak sehat, bahkan pada usia yang sangat muda.
3. Hubungan Sosial yang Rusak
Remaja yang terjebak dalam kecanduan judi online sering kali mengalami keretakan dalam hubungan sosialnya. Rasa malu, bersalah, atau kebutuhan untuk menyembunyikan kebiasaan mereka bisa menjauhkan mereka dari keluarga dan teman. Dalam kasus ekstrem, kecanduan ini dapat mengisolasi remaja dari lingkungan sosialnya.
4. Risiko Kriminalitas
Ketergantungan yang parah pada judi online juga meningkatkan risiko remaja terlibat dalam tindak kriminal. Demi mendapatkan uang, beberapa remaja mungkin nekat melakukan pencurian atau pelanggaran hukum lainnya. Kondisi ini memperparah dampak negatif dari kecanduan judi online.
Mengatasi dan Mencegah Judi Online pada Remaja
1. Edukasi Sejak Dini
Edukasi mengenai bahaya judi online harus diberikan sejak dini. Orang tua, guru, dan komunitas perlu memberikan pemahaman yang jelas tentang dampak buruk dari aktivitas ini.
2. Pengawasan Digital
Orang tua bisa menggunakan alat pengawasan digital untuk memantau aktivitas anak di internet. Ini termasuk membatasi akses ke situs-situs perjudian online.
3. Membangun Kesadaran Sosial
Remaja perlu diajarkan untuk mengenali tanda-tanda kecanduan judi online. Dengan kesadaran ini, mereka lebih mampu menolak godaan untuk mencoba atau melanjutkan kebiasaan tersebut.
4. Dukungan Psikologis
Bagi remaja yang sudah terjebak dalam kecanduan, bantuan dari psikolog atau konselor sangat penting. Terapi perilaku kognitif bisa membantu mengubah pola pikir negatif yang mendasari kecanduan.
Kesimpulan
Judi online memiliki dampak buruk yang signifikan bagi remaja, mulai dari gangguan mental hingga risiko kriminalitas. Orang tua dan masyarakat perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi generasi muda dari bahaya ini. Dengan edukasi, pengawasan, dan dukungan psikologis yang tepat, kecanduan judi online dapat dicegah dan diatasi.