Daftar Isi
Tantangan APK Pendidikan Tinggi di Indonesia
Pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara. Namun, di Indonesia, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi masih tergolong rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), APK pendidikan tinggi Indonesia pada tahun 2023 baru mencapai 31,45 persen. Angka ini mengalami kenaikan tipis dari tahun sebelumnya, tetapi masih jauh dari target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2029, yaitu 38,04 persen.
Jika dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan ASEAN, APK pendidikan tinggi Indonesia masih tertinggal. Data Bank Dunia tahun 2022 mencatat APK pendidikan tinggi di Malaysia mencapai 43 persen, Thailand 49,29 persen, dan Singapura bahkan mencapai 91,09 persen. Perbedaan ini menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia.
Beasiswa Sebagai Solusi, Tapi Belum Cukup
Pemerintah Indonesia selama ini telah berupaya meningkatkan APK dengan memberikan berbagai program beasiswa. Program-program seperti Beasiswa LPDP, KIP-Kuliah, dan beasiswa dari pemerintah daerah telah membantu banyak mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi. Namun, pemberian beasiswa ini dinilai belum cukup efektif dalam meningkatkan APK secara signifikan.
Menurut Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) Khairul Munadi, pendekatan yang dilakukan selama ini masih bersifat parsial. “Usaha menaikkan APK belum terintegrasi secara optimal dan pendekatannya masih parsial. Karena itu, kami mendorong agar hal ini menjadi perhatian bersama,” ujarnya dalam siaran pers pada Minggu (9/3/2025).
Beasiswa memang membantu individu untuk mengakses pendidikan tinggi, tetapi tidak semua calon mahasiswa memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Banyak faktor lain yang memengaruhi rendahnya APK, seperti keterbatasan infrastruktur pendidikan tinggi di daerah, tingginya biaya pendidikan yang tidak selalu terjangkau meskipun ada beasiswa, serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan tinggi.
Baca Juga: Mendiktisaintek Dorong Dosen untuk Tingkatkan Riset dan Inovasi Demi Kemajuan Indonesia
Strategi Nasional untuk Meningkatkan APK
Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, Kemendikti Saintek bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tengah menyusun strategi nasional guna meningkatkan APK pendidikan tinggi secara lebih sistematis dan menyeluruh. Beberapa langkah yang sedang dikembangkan antara lain:
1. Meningkatkan Peran Pemerintah Daerah dalam Pendanaan Pendidikan
Pemerintah pusat mendorong agar pemerintah daerah ikut serta dalam pendanaan pendidikan tinggi, terutama di wilayah-wilayah dengan APK rendah. Daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap pendidikan tinggi diharapkan dapat menyediakan beasiswa lokal atau bantuan biaya kuliah bagi putra-putri daerah yang ingin melanjutkan studi.
Dengan adanya keterlibatan pemerintah daerah, beasiswa tidak hanya bergantung pada skema nasional tetapi juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Selain itu, dengan bantuan dana dari daerah, mahasiswa yang berasal dari daerah tertentu dapat memperoleh dukungan lebih baik selama menempuh pendidikan.
2. Diversifikasi Skema Beasiswa
Selain meningkatkan jumlah beasiswa yang tersedia, pemerintah juga berencana untuk mendiversifikasi skema beasiswa agar lebih inklusif. Salah satu yang tengah dikembangkan adalah program beasiswa khusus bagi mahasiswa dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Dengan skema ini, mahasiswa dari daerah 3T tidak hanya mendapatkan kesempatan kuliah gratis, tetapi juga didorong untuk kembali ke daerah asal mereka setelah lulus guna berkontribusi dalam pembangunan daerah masing-masing.
Program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta memperkuat SDM di daerah yang masih tertinggal.
3. Penyediaan Infrastruktur dan Aksesibilitas Pendidikan Tinggi
Banyak calon mahasiswa dari daerah terpencil yang tidak bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan akses ke perguruan tinggi. Untuk itu, pemerintah akan memperbanyak program kuliah jarak jauh atau blended learning dengan memanfaatkan teknologi digital. Dengan demikian, mahasiswa dari daerah terpencil tetap bisa mengakses pendidikan tinggi tanpa harus berpindah ke kota besar.
Selain itu, penguatan infrastruktur seperti pembangunan kampus-kampus baru di daerah yang masih minim perguruan tinggi juga menjadi salah satu fokus dalam strategi nasional ini.
4. Integrasi Data untuk Kebijakan yang Lebih Tepat Sasaran
Agar strategi peningkatan APK lebih efektif, pemerintah akan mengintegrasikan data antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek. Dengan data yang lebih akurat dan terperinci, pemerintah dapat merancang kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan di setiap daerah.
Misalnya, dengan mengetahui daerah mana yang memiliki APK paling rendah, pemerintah bisa lebih fokus dalam menyalurkan bantuan pendidikan ke wilayah tersebut. Selain itu, data yang lebih baik juga akan membantu dalam pemetaan kebutuhan tenaga kerja, sehingga pendidikan tinggi bisa lebih selaras dengan kebutuhan industri di masa depan.
Dampak Jangka Panjang dari Peningkatan APK
Jika strategi-strategi di atas berhasil diterapkan dengan baik, maka diharapkan APK pendidikan tinggi di Indonesia dapat meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Dampak jangka panjang yang diharapkan dari peningkatan APK ini meliputi:
- Meningkatkan Daya Saing SDM Indonesia
Semakin banyak lulusan perguruan tinggi, maka kualitas SDM Indonesia akan semakin meningkat. Hal ini penting untuk menghadapi persaingan global di era digital dan revolusi industri 4.0. - Mengurangi Kesenjangan Pendidikan Antar Daerah
Dengan program beasiswa dan peningkatan akses pendidikan di daerah terpencil, kesenjangan antara pendidikan di perkotaan dan pedesaan dapat dikurangi. - Mendorong Inovasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Lulusan perguruan tinggi cenderung memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berinovasi dan berwirausaha. Dengan meningkatnya APK, diharapkan lebih banyak wirausaha baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.




