Jurnal Ilmiah

Imbas Efisiensi UI Kurangi Langganan Jurnal Ilmiah

Universitas Indonesia (UI) baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengeluarkan kebijakan efisiensi anggaran yang berdampak pada berbagai sektor, termasuk akses ke jurnal ilmiah. Keputusan ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang menargetkan efisiensi belanja negara sebesar Rp 306,7 triliun. Dalam rangka mematuhi kebijakan ini, UI menerbitkan surat edaran dengan berbagai langkah penghematan, salah satunya adalah pengurangan langganan jurnal ilmiah yang sebelumnya diakses oleh mahasiswa dan akademisi.

Surat edaran yang dikeluarkan oleh Rektor UI, Heri Hermansyah, pada 18 Februari 2025 menyebutkan bahwa dari 10 database jurnal yang diajukan untuk diperpanjang pada tahun 2025, hanya 7 yang dapat diperpanjang. Tiga database yang tidak diperpanjang meliputi:

  1. Online Database Group Society Journals (Emerald, Oxford, dan SAGE)
  2. Online Database Group Springer Nature
  3. Online Database Westlaw

Kebijakan ini menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa dan akademisi yang menganggap langkah ini sebagai ancaman terhadap kualitas riset dan publikasi ilmiah di Indonesia.

Kritik terhadap Kebijakan Efisiensi di Dunia Akademik

Para pengamat pendidikan menilai bahwa pemangkasan anggaran dalam sektor jurnal ilmiah adalah keputusan yang kontraproduktif. Pengamat Pendidikan, Totok Amin Soefijanto, mengungkapkan bahwa meskipun efisiensi anggaran adalah hal yang wajar, kebijakan ini seharusnya tidak mengorbankan akses terhadap sumber informasi ilmiah yang kredibel.

“Jurnal-jurnal ilmiah dari database seperti Emerald dan Oxford memiliki peran penting dalam mendorong inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan memotong akses ke jurnal berkualitas, riset akademik di Indonesia bisa tertinggal dibandingkan negara lain,” ujarnya.

Jurnal ilmiah bukan hanya sekadar referensi bagi mahasiswa dan dosen, tetapi juga menjadi dasar bagi penelitian yang menghasilkan inovasi dan kebijakan publik yang berbasis data. Tanpa akses ke sumber informasi yang memadai, penelitian di dalam negeri berpotensi kehilangan kualitas dan validitasnya.

Dampak bagi Mahasiswa dan Peneliti

  1. Kesulitan Mendapatkan Referensi Berkualitas
    Mahasiswa dan akademisi sangat bergantung pada jurnal internasional untuk mendapatkan referensi yang valid dalam penelitian mereka. Dengan berkurangnya akses terhadap database internasional, mahasiswa akan kesulitan memperoleh data terbaru yang relevan dengan penelitian mereka.
  2. Tertinggalnya Riset Indonesia di Kancah Global
    Dalam era globalisasi, kolaborasi riset internasional semakin penting. Jika akses terhadap jurnal ilmiah terbatas, peneliti Indonesia bisa kesulitan dalam berkontribusi di forum akademik internasional.
  3. Dampak pada Publikasi Ilmiah
    Salah satu persyaratan utama dalam publikasi ilmiah adalah referensi yang berkualitas. Jika jurnal-jurnal kredibel tidak lagi dapat diakses, maka kualitas penelitian yang dipublikasikan oleh akademisi Indonesia bisa menurun.
  4. Meningkatnya Biaya bagi Individu
    Tanpa akses dari universitas, individu yang membutuhkan jurnal ilmiah harus membayar sendiri langganan atau membeli artikel tertentu. Hal ini akan meningkatkan beban biaya bagi mahasiswa dan peneliti.

Baca Juga: Kenapa Publikasi Jurnal Berbayar? Memahami Biaya, Manfaat, dan Kontroversinya

Alternatif Solusi untuk Menjaga Akses ke Jurnal Ilmiah

  1. Kerja Sama dengan Institusi Lain
    UI dapat bekerja sama dengan universitas lain untuk membentuk konsorsium akses jurnal yang memungkinkan berbagai institusi berbagi biaya langganan.
  2. Memanfaatkan Open Access Journals
    Banyak jurnal berkualitas yang tersedia secara gratis melalui skema open access. Mahasiswa dan peneliti perlu diberi edukasi untuk menemukan dan menggunakan jurnal jenis ini.
  3. Peningkatan Database Nasional
    Pemerintah dan universitas harus bekerja sama dalam membangun database jurnal nasional yang dapat menjadi alternatif bagi jurnal internasional yang berbayar.
  4. Memaksimalkan Repositori Institusional
    UI dan universitas lainnya dapat memperbanyak repositori penelitian yang dapat diakses oleh mahasiswa dan akademisi tanpa harus bergantung pada database internasional.

Kesimpulan

Pemotongan anggaran untuk langganan jurnal ilmiah di UI adalah bagian dari kebijakan efisiensi nasional yang lebih luas. Namun, kebijakan ini menuai kritik karena dapat menghambat perkembangan riset dan pendidikan di Indonesia. Jika tidak ditangani dengan baik, dampak jangka panjangnya bisa merugikan kualitas pendidikan tinggi dan reputasi akademik Indonesia di tingkat global. Oleh karena itu, diperlukan strategi alternatif yang memungkinkan akses ke jurnal ilmiah tetap terjaga tanpa membebani anggaran universitas.

Baca Juga: Bahas Efisiensi Anggaran PTN, Kemdikti Sorot Pemanfaatan Teknologi

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top